Kurir Freelance, Usaha Sampingan Penambah Penghasilan

jurnal firman
By -

Di saat banyak bisnis lesu, terjadi banyak korban PHK dimana-mana, tentunya membuat perekonomian melambat. Meski banyak stimulus-stimulus diberikan oleh pemerintah, tidak menjamin ekonomi bisa segera membaik.

Karena itu, banyak korban PHK yang memutuskan untuk move-on, melakukan berbagai macam cara untuk bisa menyambung hidup dengan menawarkan usaha yang salah satunya adalah menjadi kurir freelance. Sebagaimana kata "freelance" yang melekat pada kurir freelance, tentunya sudah bisa ditebak bagaimana sistem kerja kurir freelance ini.

Kurir freelance adalah pekerjaan pengiriman barang dari suatu lokasi pengirim ke pengirim lain, dimana si pengirim yang kemudian disebut kurir, akan diupah berdasarkan jarak pengiriman dan banyaknya paket yang dikirim.

Kurir freelance bisa bekerja secara perseorangan, bisa berkelompok, atau bisa juga mengikuti sebuah platform yang khusus menyediakan layanan kurir freelance. Berbeda dengan kurir ojek online seperti Grab, Gojek ataupun Maxim, mereka menggunakan satuan harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sebagai dasar satuan tarif terendah. Kemudian oleh platform tersebut ditambahkan margin yang memungkinkan mereka bisa mengambil untung untuk untuk setiap transaksi yang terjadi.

Berbeda dengan kurir lepas. Rata-rata, masing-masing kurir menetapkan tarif yang berbeda, sehingga pengguna akan memilih sesuai dengan harga yang kompetitif menurut masing-masing pengguna. Usaha kurir freelance bukan hal mudah dilakukan, Masing-masing kurir harus berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian bagi calon penggunanya.

Karena itu, banyak kurir freelance yang mengiklankan jasa dirinya di banyak media sosial, seperti misalnya facebook grup kuliner.

Apa itu Flat Rate?

Flat Rate adalah biaya kirim yang tidak dihitung menggunakan satuan jarak. Kurir yang menggunakan sistem Flat Rate sudah mengira-ngira seberapa jauh mereka akan berkeliling untuk mengirimkan barang. Misalnya Biaya Kirim Rp10.000 se-Surabaya, dengan minimal pengiriman 2 alamat. Kurir sudah menghitung kira-kira berapa biaya bensin yang dibakar dan berapa keuntungan yang di dapat setelah pengiriman selesai.

Flat Rate memiliki resiko untuk "dimanfaatkan" oleh para penjual yang maunya mendapatkan kurir murah. Karena itu kurir yang menerima tarif seperti ini sebaiknya haris membuat aliansi, agar bisa menawarkan tarif yang wajar, sehingga tidak membuat mereka hanya membakar bensin saja tanpa mendapatkan keuntungan yang cukup untuk kebutuhan hidup.

Kurir COD

COD adalah singkatan dari Cash on Delivery. Sebuah sistem yang memungkinkan pembayaran dilakukan saat pengiriman sampai pada tujuan. Kurir COD jika melayani sistem ini, harus menyiapkan dana talangan, dimana dana ini nantinya harus dibayarkan ke penjual saat barang dibawa. Nilai yang dibayarkan adalah harga barang tanpa biaya kirim. Ketika pengiriman sudah terjadi, kurir akan mendapatkan pembayaran atas barang yang dikirimkan beserta biaya kirimnya.

Sistem COD sering dimanfaatkan oleh penjual yang berniat menipu. Sehingga yang dirugikan adalah si kurir. Terkadang juga bisa dirugikan dari si pembeli yang tidak mau membayar karena barang yang dikirim si penjual, tidak disukai atau tidak cocok. Pembeli yang seperti ini, biasanya tidak memahami konsep COD, dimana seharusnya, jika tidak cocok atau tidak jadi beli, biaya kirim tetap harus dibayarkan. Sedangkan cocok atau tidaknya barang, adalah kesepakatan si penjual dan si pembeli tanpa melibatkan kurir.

Artikel Lain yang Mungkin Anda Suka

Tags: